Aktivitas Pemuatan Aspal Gunakan Jalan Umum Dinilai Resahkan Warga, Aktivis Buton Turun Blokade Jalan, Bupati Diminta Mundur

Oplus_131072

TERAWANGNEWS.com, BUTON – Aktivitas pemuatan material aspal dari Kabungka Desa Winning menuju Pelabuhan Banabungi, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara dinilai meresahkan warga, membuat sejumlah aktivis Buton kembali turun ke jalan.

Kali ini, aksi demonstrasi dilakukan di Simpangan Wakoko, Kecamatan Pasarwajo, Senin (7/9/2025) siang. Para demonstran langsung memblokade jalan.

Yulan Iskandar, salah satu orator dalam aksi itu mengatakan, aksi tersebut berangkat dari keresahan warga akibat aktivitas pemuatan aspal yang dilakukan PT. Putindo Bintech.

“Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, polusi udara dimana-mana, kendaraan ugal-ugalan. Apa yang dilakukan Aparat Penegak Hukum dan Pemda seolah-olah diam melihat hal ini,” kata Yulan.

“Kita bisa lihat sendiri bagaimana aktivitas pemuatan ini, banyak masyarakat lihat bahwa muatan lebih kapasitas. Pemerintah daerah, Aparat Penegak Hukum dan DPRD Buton justru diam dan bungkam melihat persoalan ini,” sambungnya.

Ia menilai, sikap diam pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya karena mereka telah dipencundangi atau dijadikan kacung oleh pihak perusahaan.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Buton telah dipencundangi oleh pihak perusahaan mereka kayak kacung yang tidak bisa berbuat apa-pa. Pemerintah daerah dan DPRD harusnya berdiri di tengah masyarakat agar kebijakan tidak mengganggu keselamatan masyarakat tapi justru kebijakan mereka malah melahirkan kesepakatan yang membuat masyarakat resah,” tegas Yulan.

Orator lainnya, Syawal juga mengatakan, aktivitas pemuatan aspal tersebut telah melanggar ketentuan yang berlaku tentang penggunaan jalan umum. Mestinya, perusahaan memiliki jalan sendiri untuk memuat material aspalnya.

“Pemuatan aspal menggunakan jalan umum sebenarnya sudah melanggar ketentuan yang berlaku, harusnya perusahaan punya jalan jalan sendiri, tidak lewat di jalan umum yang justru meresahkan dan membahayakan keselamatan warga,” katanya dengan nada lantang.

“Mereka hanya mementingkan kepentingan diri mereka sendiri tanpa mementingkan kepentingan kesehatan dan keselamatan warga. Sudah beberapa kali kita sampaikan ke pemerintah daerah tapi pemerintah daerah justru tidak mau mementingkan kepentingan rakyatnya,” sambungnya.

Ia pun meminta agar pemerintah daerah segera mencabut izin penggunaan jalan perusahan aspal tersebut. Pasalnya, selain pemberian izin itu diduga melanggar undang-undang, juga yang terpenting adalah kesehatan dan keselamatan warga atau pengguna jalan lainnya.

“Kita minta pemerintah untuk cabut izin pemuatan aspal yang meresahkan masyarakat ini, pemerintah sudah buta hati tidak lagi perhatikan kepentingan rakyatnya,” tegas Syawal.

Senada dengan orator lainnya Riswan Zakariah, yang menyebut Bupati dan Ketua DPRD Buton sebagai bagian dari pucuk pimpinan adalah pecundang yang dinilai lebih mementingkan kepentingan diri mereka sendiri dan perusahaan.

“Mereka adalah pecundang yaitu pucuk pimpinan Bupati dan Ketua DPRD yang sampai sampai hari ini para elit politik itu yang mencoba main mata dan buta tuli dengan persoalan yang ada,” katanya.

Ia juga mengatakan Innalilahi wa Innalilahi rojiun kepada Bupati dan Ketua DPRD Buton karena dianggap sudah tidak peduli lagi dengan masyarakatnya.

“Innalilahi wa innailaihi rojiun kepada Bupati dan Ketua DPRD karena sudah hilang kepeduliannya kepada masyarakat. Untuk itu, kami meminta kepada Bupati untuk mundur dari jabatannya jika tidak mampu,” tambah Riswan Zakariah.

Hingga berita ini ditulis, aksi demonstrasi masih terus berlangsung dengan pengamanan dari aparat kepolisian setempat. Aksi itu pun membuat mobil-mobil truk pengangkut aspal sempat berhenti, tidak diizinkan lewat oleh para demonstran karena dianggap muatannya over kapasitas. (Adm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *