Pemdes Mopaano Bakal Bangun Pasar Wisata, di Pasar Ini Nantinya ‘Uang tidak Berlaku’, Ternyata Sistem ini yang Akan Digunakan

TERAWANGNEWS.com, BUTON – Pemerintah Desa (Pemdes) Mopaano, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal membangun Pasar Wisata di Pantai Koguna.

Pasar Wisata yang rencananya dibangun tahun ini rupanya agak berbeda dengan pasar pada umumnya, karena sistem yang akan diterapkan di pasar tersebut yaitu menggunakan sistem barter.

“Kami punya program tahun ini yaitu membangun Pasar Wisata di Pantai Koguna setiap hari Minggu, jadi sistemnya nanti itu sistem barter,” kata Kepala Desa Mopaano, La Ode Arman Amadi, Minggu (30/5/2021).

Ia mengungkapkan, salah satu motivasi dibangunnnya Pasar Wisata itu adalah untuk mempererat rasa kekeluargaan seperti yang dilakukan orang-orang tua terdahulu.

“Tujuannya ini kita ikutkan budaya orang-orang tua kita dulu yang selalu melakukan barter sehingga hubungan rasa kekeluargaan itu akan lebih erat lagi,” ungkapnya.

Nantinya lanjut Arman, bahan material yang digunakan untuk pembuatan pasar berasal dari alam atau dibuat secara alami.

“Pasar nanti kita buat bentuknya seperti los-los, dan bahan-bahannya itu alami semua, seperti mungkin dari bambu atau kayu, dan kami tidak akan melahirkan sesuatu yang modern di sana,” jelasnya.

Sumber pendanaan pembuatan pasar tambah Arman, berasal Dana Desa (DD) tahun 2021 melalui penyertaan modal BUMDes Kembang Baru Mainawa. Namun, mengenai berapa total dana yang dibutuhkan tak disebutkan.

Ia mengajak kepada seluruh masyarakat ataupun pengusaha agar mau berinventasi di Taman Wisata Koguna melalui kerjasama BUMDes Kembang Baru Mainawa milik Desa Mopaano.

“Kami mengajak kepada masyarakat atau pengusaha yang ingin investasi ke Taman Wisata Koguna, seperti mungkin membangun Gazebo ataupun berupa Villa dan lain-lainnya melalui kerjasama dengan BUMDes,” ajaknya.

Sebagai tambahan informasi, dikutip dari wikipedia, Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang yang terjadi antara dua pihak tanpa perantaraan alat tukar yakni uang. Manusia selalu dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang.

Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.

Sampai dengan saat ini kegiatan barter masih digunakan ketika terjadi kondisi krisis ekonomi di mana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi. Salah satu kelemahan sistem barter adalah tidak memiliki standar nilai yang jelas, tetapi karena barter dilakukan oleh dua belah pihak yang saling membutuhkan, maka komoditi barang yang dianggap nilainya seimbang diterima oleh kedua belah pihak yang telah sepakat.

(al) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *