Pesta Adat Tahunan di Gunung Jaya, Disamping Rasa Syukur, Sumarlin juga Ceritakan Asal-Muasal Terbentuknya Desa Gunung Jaya

TERAWANGNEWS.com, Buton – Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), hari ini, Minggu (14/11/2021) sore menggelar Pesta Adat Tahunan di samping Baruga desa setempat.

Pesta Adat Tahunan yang diselenggarakan kali ini merupakan Pesta Adat Tahunan yang ke-8 kalinya, sejak dilaksanakan pada tahun 2014 lalu.

Ketua panitia kegiatan, Sumarlin mengatakan, Pesta Adat Tahunan merupakan bentuk rasa syukur masyarakat terhadap rezeki yang dilimpahkan Allah SWT selama satu tahun, baik rezeki yang berasal dari laut maupun darat.

“Ini merupakan warisan nenek moyang yang harus kita lestarikan yang memiliki tujuan yang sangat sakral, sdisamping rasa syukur atas nikmat rezeki dari Allah SWT, ada juga tujuan sosial yakni dapat memupuk rasa kekeluargaan dan kebersamaan diantara kita semua,” kata Sumarlin saat menyampaikan laporan kegiatan, Minggu (14/11/2021).

Pada kesempatan itu, Sumarlin yang merupakan Anggota DPRD Buton Daerah Pemilihan (Dapil) III (Kecamatan Wolowa, Siotapina, dan Lasalimu Selatan) ini sedikit mengulas asal-muasal penyelenggaraan Pesta Adat Tahunan serta terbentuknya Desa Gunung Jaya.

Diceritakan, bahwa masyarakat Desa Gunung Jaya berasal dari Lipu Mangau dan Bugi. Dari dua kampung ini, kemudian masyarakat Gunung Jaya sekira tahun 1975 pindah dan bermukim di Desa Matanauwe, Kecamatan Siotapina.

“Sedikit perjalanan singkat masyarakat Desa Gunung Jaya bahwa masyarakat Gunug Jaya ini berasal dari Lipu Mangau dan Bugi, hingga berkembangnya Pesta Adat ini,” ungkapnya.

Dan pada tahun 1983, masyarakat kemudian memutuskan untuk pindah dan berkebun di Desa Gunung Jaya, yang saat itu masih masuk dalam wilayah administrasi Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina.

“Jadi tahun 83 pindah ke tempat ini, mulai perkampungan dan berkebun, ini dulu masih masuk wilayah Desa Sampuabalo. Dan ditahun 2000 sudah mekar lagi, dan kami bergabung dengan Desa Kuraa, dan pada tahun 2011, Desa Gunung Jaya mekar lagi menjadi satu desa,” kisahnya.

“Sehingga ini menjadi renungan bagi kami masyarakat Gunung Jaya, dan ini patut kita syukuri, karena penderitaan kita dulu, sekarang kita sudah punya segalanya, bukan hanya kita bisa pake sendal, kita saat ini sudah bisa punya sepatu, baju yang bagus-bagus, motor, bahkan mobil,” tambah Sumarlin.

Senada dengan ketua panitia, mewakili Bupati Buton, La Bakry, Camat Siotapina, La Rahadi mengatakan bahwa, Pesta Adat Tahunan merupakan ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.

“Seperti yang dikatakan oleh ketua panitia tadi, bahwa memang Pesta Adat Tahunan ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT,” katanya.

Dengan Pesta Adat Tahunan ini lanjut La Rahadi, dapat menyatukan seluruh elemen masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

“Untuk itu, marilah kekeluargaan dan kebersamaan ini terus kita pupuk, dan mudah-mudahan kedepan lebih semangat lagi,” pungkasnya.

Amatan media ini, Pesta Adat Tahunan tersebut turut dihadiri antara lain, Kepala DPMD Buton, beberapa Anggota DPRD Buton, Kapolsek Sampuabalo, Danramil Lasalimu, Camat Lasalimu Selatan, sejumlah kepala desa lingkup Kecamatan Siotapina, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Gunung Jaya.

Penulis: La Ode Ali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *