TERAWANGNEWS.com, Buton – Kejaksaan Negeri (Kejari) Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali melaksanakan sosialisasi Wadah Adhyaksa Sahabat Guru (WASAHARU). Program bernuansa kearifan lokal ini merupakan terobosan Kajari Buton, Ledrik Victor Mesak Takaendengan, S.H., M.H.
Ledrik Viktor Mesak Takaendang sendiri, tertanggal hari ini, Selasa (2/8/2022), tepat satu tahun menjabat sebagai Kajari Buton.
Akronim WASARU. Diawali kata “WA”, yang sejak ratusan tahun silam sampai saat ini banyak digunakan sebagai nama warga (perempuan) di jazirah Kepulauan Buton, wilayah eks Kesultanan Buton. Penduduk lokal juga kerap mengawali dengan kata “WA”, bila menyebutkan nama seorang perempuan dalam sebuah perbincangan.
Sejak resmi dilaunching beberapa bulan lalu, WASAHARU rutin disosialisasikan KN Buton, melalui Seksi Intelijen.
Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel), Azer J Orno, S.H.,M.H memimpin langsung jajarannya dalam sosialisasi WASARU kali ini.
Bertempat di SMAN 1 Pasarwajo, hari ini, Selasa (2/8/2022), sosialisasi dihadiri sekira 30 Guru dan para Kepala Sekolah.
“Hari ini kami menyosialisasikan WASARU, dan penggunaan aplikasi WASARU. Puji syukur disambut baik bapak ibu Kepala Sekolah dan Guru yang kami hormati,” ucap Kasi Intel usai sosialiasi melalui press releasenya.
Kasi Intel berharap, melalui WASARU, Jaksa bersama para Insan Penggerak/Pegiat Pendidikan di Buton bisa senantiasa dalam kebersamaan, bersinergi. Khususnya dalam pencegahan pelanggaran hukum dalam bidang pendidikan.
Giat ini juga, Kejari Buton fokus memberikan pemahaman tentang pengelolaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang baik. Juga Perpustakaan digital untuk para Guru, tentang pemahaman hukum.
Hadirnya WASARU juga diharapkan dapat berimplikasi dalam lebih meningkatkan mutu pendidikan, Sumber Daya Manusia (SDM) di Negeri Penghasil Aspal terbaik dan terbanyak di dunia ini.
Selain WASARU, 14 program bernuansa kearifan lokal lainnya yang digagas Ledrik, antara lain: 1. LABUTON, 2. LASAMAJI, 3. LAPEGADI, 4. LAJADA, 5. LAHAJA, 6. LADUMA TIPIKOR, 7. LATINGLING, 8. LAABBU, 9. LAHUGA, 10. LAPEDI, 11. LAKASIDA, 12. WA SARU, 13. NGOPI WABAJA, 14. WASA’ADHY.
Sama halnya dengan awalan kata “WA” dalam akronim program bernuansa kearifan lokal yang diluncurkan KN Buton. Ada pula yang diawali dengan kata “LA”.
Sejak ratusan tahun silam sampai saat ini, “LA” banyak digunakan sebagai nama warga (laki-laki) di jazirah Kepulauan Buton, wilayah eks Kesultanan Buton. Penduduk lokal juga kerap mengawali dengan kata “LA”, bila menyebutkan nama seorang Laki-laki dalam sebuah perbincangan.
Editor: La Ode Ali