TERAWANGNEWS.com, Jakarta – Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, Ardian Sopa mengingatkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terancam tak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pemilu 2024.
Ardian mengategorikan dua partai itu sebagai partai kecil, yakni memiliki angka elektabilitas 1-4 persen. PAN memiliki elektabilitas 1,9 persen, sementara PPP 2,1 persen.
Kejadian seperti itu pernah menimpa Partai Hanura. Partai yang dipelopori oleh Jenderal TNI (Purn) Wiranto pernah lolos ke DPR, tapi terjatuh menjadi partai non-parlemen karena tak lolos parliamentary threshold.
“Ini peringatan untuk PAN dan PPP yang hingga hari ini belum didukung minimal empat persen,” kata Ardian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/1/2023).
Menurutnya, PPP adalah satu-satunya partai lama yang lahir sebelum reformasi, tapi tak menjadi partai besar. Sementara dua partai lama lain, Golkar dan PDIP sebaliknya.
Ardian melihat sejarah kesuksesan partai lama dan baru dipengaruhi oleh capres dan cawapres yang diusungnya. Dia melihat partai yang mengusung capres-cawapres populer cenderung selamat.
Pada partai pascareformasi misalnya, ada Gerindra dan Demokrat. Keduanya mengusung tokoh yang populer yakni Gerindra dengan Prabowo Subianto dan Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Pemilu pertama Partai Demokrat pada tahun 2004, Partai Demokrat masuk Partai Menengah dengan dukungan 7,45 persen. Pemilu kedua tahun 2009, Partai Demokrat menjelma menjadi Partai Besar sebagai pemenang pemilu dengan dukungan 20,4 persen.
“Hari ini Partai Demokrat menjadi Partai Menengah dengan dukungan sebesar 5,0 persen,” sambungnya.
Editor: La Ode Ali
Sumber: CNN Indonesia