FKKS-YALABU Gelar Silaturahmi Akbar, La Ode Kalimu Ungkit Visi Misi Bupati Buton: Dihati Nurani Saya Tidak Pas

TERAWANGNEWS.com, Buton – Forum Komunikasi Keluarga Sampuabalo Yarona Labalawa Buton (FKKS-YALABU) menggelar silaturahmi akbar dengan tema “Merajut Tali Silaturahmi” di Lapangan Sepak Bola Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (12/2/2023).

Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih seribuan orang yang merupakan keturunan keluarga besar Yarona Labalawa se-Kepton, se-Sultra, dan se-Indonesia.

Ketua panitia kegiatan, La Ode Azilu, S.Pd mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk kembali mempererat silaturahmi para keturuna Yarona Labalawa.

“Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat kembali silaturahmi kita, cucu, cicit daripada Yarona Labalawa, dan lewat ini alhamdulillah kita dapat berkumpul dan kita bisa saling mengenal antara satu dengan yang lain, itulah tujuan utama di dalam pertemuan kita ini,” kata Azilu saat membuka kegiatan.

Di tempat yang sama, Ketua Umum FKKS-YALABU, Purn. Peltu La Ode Kalimu, S.H mengatakan bahwa, terselenggaranya kegiatan tersebut berangkat dari hati nurani para pengurus FKKS-YALABU dan semangat dari masyarakat Desa Sampuabalo.

“Intinya adalah pertemuan ini terpanggil dari hari nurani kami, terpanggil dari keinginan kami, semangat kami dari masyarakat Desa Sampuabalo untuk menjalin silaturahmi diantara kita semua,” katanya.

La Ode Kalimu pun sedikit mengulas tentang perjalanan terbentuknya FKKS hingga pelaksanaan kegiatan tersebut.

Diungkapkan bahwa, FKKS dibentuk dan dideklarasikan pada tahun 2016 di Desa Sampuabalo yang dihadiri oleh mantan Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, Bupati Buton, La Bakry dan Ketua DPRD Buton, La Ode Rafiun.

“Kemudian di tahun 2017 saya kembali membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Buton Lintas Etnis, latar belakang yang kita bentuk itu pertama Buton memiliki keragaman etnis, saya sebagai seorang militer yang notabene bagaimana menjaga stabilitas keamanan walaupun saya berpangkat kecil namun punya keprihatinan terhadap situasi dan kondisi di wilayah,” ungkap Kalimu.

“Jujur saya katakan ditempat ini, sering terjadinya konflik-konflik horizontal kecil yang terjadi di wilayah Kabupaten Buton ini, terpanggillah termotivasilah pikiran saya agar ini tidak boleh terjadi, apalagi kita satu suku yaitu suku Buton. Hampir seluruh tokoh-tokoh pemikir Kabupaten Buton pada saat itu kumpul bersama yang namanya Forum Komunikasi Masyarakat Buton Lintas Etnis dan yang kami bawahi adalah 14 etnis kerukunan di wilayah Kabupaten Buton,” sambungnya.

Namun, forum tersebut tidak sampai terdeklarasi, namun pengurusnya sudah terbentuk.

“Namun tidak sampai terdeklarasi karena berbagai pertimbangan persoalan sehingga hanya diam begitu saja, namun pengurusnya sudah terbentuk semua,” ujarnya.

“Setelah tidak tardeklarasi, maka di tahun 2020 terbersit kembali pemikiran saya bahwa di Buton ini ada visi misi bupati, kalo tidak salah dari zaman Safei Kahar akan membangun Buton melalui Kawasan Bisnis dan Budaya Terdepan, kemudian dilanjutkan oleh Bupati Umar Bakry, luar biasa visi misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buton, namun saya sebagai orang kecil yang selalu berkomunikasi di tingkat bawah tanpa perintah dari pimpinan atas saya melakukan ekspansi dalam arti bergerilya membangun komunikasi dan alhasil dihati nurani saya tidak pas apa yang disampaikan itu tadi,” bebernya.

“Coba dibayangkan tokoh adat, tokoh agama memiliki insentif per bulan kurang lebih hanga 600 ribu, sementara kepala kalo tidak salah 2 juta per bulan, dari komunikasi yang kami bangun tadi maka saya berpikir ini perlu ada payung, kita perlu harus duduk bersama untuk bagaimana kita bisa membangun komunikasi meminta saluran aspirasi dari mereka walaupun saya bukan dari pejabat tetapi minimal kita mampu suarakan tentang hal tersebut dan alhamdulillah disahuti 95 desa kelurahan, dibentuklah kepanitiaan di 2021 hadir kurang kebih 300 orang dibentuklah panitia Majelis Sara Adat Kabupaten Buton dan penyelenggara itu adalah dari Forum Komunikasi Keluarga Sampuabalo Yarona Labalawa,” katanya lagi.

Selanjutnya tambah La Ode Kalimu, di bulan Desember 2022, Majelis Sara Adat Kabupaten Buton dideklarasikan.

“Kemudian di tahun 2022 di bulan Desember terjadilah deklarasi yang dinamakan Majelis Sara Adat Kabupaten Buton dan dilantik oleh Drs. La Bakry sebagai Bupati Buton diwakili Asisten 1,” jelas mantan TNI itu.

Jadi masih kata La Ode Kalimu, salah satu alasan adanya silaturahmi akbar tersebut yaitu, selain mempererat silaturahmi, juga karena adanya keprihatinan terhadap kuburan atau makam Yarona Labalawa (La Ode Ngkorodho) yang tidak terurus.

“Terjadinya pertemuan ini pertama kuburan leluhur kami makam orang tua kita Yarona Labalawa kelihatannya tidak terurus, padahal kalo kita mau bilang anak cucu Yarona Labalawa ini barangkali Sultra itu 2/3 keturunan beliau namun makamnya tidak terurus kenapa, karena tidak ada sebuah organisasi yang bisa membidangi tentang bagaimana itu pengurusan makam disana (depan lokasi kegiatan-red),” sebutnya.

“Sehingga terbersit oleh kaka kami La Ode Muslimin dari Tira Pogalampa untuk berinisiatif mengumpulkan kita semua untuk mengadakan pembersihan makam tersebut,” sambungnya.

Pada kesempatan itu juga, selaku Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Buton, La Ode Kalimu menegaskan tidak akan menjual atau mengatasnamakan organisasi FKKS-YALABU untuk kepentingan pribadinya.

“Kita akan kualat sampai 7 turunan, jadi sekali lagi jangan kita jual organisasi keluarga besar ini untuk kepentingan politik,” tegasnya.

Sementara itu, Pj Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Buton, Alimani, S. Sos, M.Si mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Urusan politik biarlah ada ruangnya dan menjadi urusan orang politik, tetapi kita masyarakat tentunya mari kita bersatu bagaimana membangun daerah ini, membangun desa ini dengan berbagai potensi yang ada. Kita sebagai masyarakat Buton khususnya Sampuabalo yang sebagian dari anak cucu Yarona Labalawa harus siap melaksanakan apa yang menjadi komitmen demi kesejahteraan kita semua,” katanya.

Alimani pun berharap, dengan adanya kegiatan itu, hubungan silaturahmi bisa terus terjaga dan terpelihara untuk kebaikan bersama.

“Semua tidak ada diskriminasi atau hal-hal yang patut kita curigai. Kita tetap Bersatu, Buton tetap selalu dihati,” harapnya.

Silaturahmi akbar tersebut turut dihadiri antara lain, Wakil Ketua DPRD, La Ode Rafiun, Kepala OPD Lingkup Pemkab Buton, Camat Siotapina, Kapolsek Sampuabalo, Babinsa Sampuabalo, Para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Masyarakat.

Penulis: La Ode Ali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *