Abusari Wali, Kader HMI yang Siap Dorong Percepatan Kepton di Senayan Lewat PKN

0
239

TERAWANGNEWS.com, BAUBAU – Selain menawarkan kualitas dan integritas, deretan calon legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dari tingkat kabupaten/kota hingga tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) juga diisi oleh para kaum milenial.

Tak cukup sampai disitu, pada tingkat DPR RI, deretan nama yang pernah menghiasi tim pemenangan Pilkada maupun Pilgub juga tercatat tergabung dalam partai yang dinahkodai Samsu Umar Abdul Samiun di wilayah Sultra itu. Salah satunya adalah, Abusari Wali.

Kepada awak media, Abusari Wali menceritakan alasan logis dan cita-cita mulia dia untuk menuju senayan menggunakan PKN.

“Kenapa harus PKN karena saya mengidolakan sosom Umar Samiun sebagai politisi senior untuk skala Sultra. Kemudian untuk skala nasional saya sangat mengidolakan Anas Urbaninggrum dan Gede Pasek. Kini mereka bersatu dalam bingkai PKN,” terang pengusaha asal Wakatobi itu.

Menurutnya, para tokoh-tokoh yang disebutkan itu adalah mereka yang komitmen dalam setiap perkataan dan perbuatan. Sehingga dirinya terpanggil dan kemudian siap bertarung memenangkan PKN di Sultra pada Pilcaleg 2024 mendatang.

“Tentu semua partai punya target. Dan kami PKN terget menang. Minimal ada perwakilan kami di senayan nanti. Ini harga mati,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dirinya sempat menyinggung soal pemekaran Provinsi Kepulauan Buton (Buton) yang telah lama menjadi impian masyarakat Buton. Selama ini Kepton hanya menjadi konsumsi politik para caleg untuk menuju senayan. Tapi sampai terpilih, Kepton hanya terus menjadi mimpi indah.

“Saya sangat pahan bahwa terdapat komisi yang khusus menangani pemekaran di DPR. Nah, pabila saya tidak ditempatkan pada komisi itu, saya bakal membangun kominikasi politik internal untuk mendukung percepatan pemekaran Kepton ini. Saya kira yang terpenting adalah kemauan dan usaha. Apalagi Kepton ini sudah masuk dalam rencana pemekaran sembilan wilayah di Indonesia. Saya kira ini kesempatan emas kita,” tegasnya.

Alumni Fakultas Ekonomi Unhalu ini menilai, pemekaran adalah kebutuhan masyarakat Sultra. Utamanya pada sisi peningkatan ekonomi pembangunan infrastrukur. Apabila pemekaran itu terjadi maka wilayah induk maupun wilayah pemekaran bakal mendapat asas manfaatnya.

Pada sisi ekonomi kata dia, sebagian APBD masih Sultra masih tersalur di 17 kabupaten kota. Bila Kepton mekar maka potur APBD Sultra yang jumlahnya triliun itu hanya terfokus pada wilayah daratan Sultra saja.

Disisi lain, dengan adanya pemekaran, wilayah Kepton yang sebelumnya adalah Sultra Kepulauan bakal memiliki APBD tersendiri. Hal ini yang kemudian mendorong gerak ekonomi dan pembangunan infrastrukur di Kepton. Sudah pasti penyerapan tenaga kerja ikut meningkat.

“Jadi dua-duanya mendapat imbas manfaat dari pemekaran itu. Sehingga memang tidak ada alasan Kepton ini tidak mekar. Dan ini adalah tugas-tugas kita di Senayan nanti,” tambahnya.

Dengan kemampuan dan finansial yang dimiliki, beberapa partai sebelumnya menginginkan dirinya untuk bergabung. Namun dengan pengalaman politik yang dimiliki, ia melihat PKN adalah perahu tepat untuk menyalurkan aspirasi rakyat di parlemen.

“Alasan saya tadi, bahwa membangun daerah itu dibutuhkan orang-orang yang komitmen dan mau berbuat. Saya sangat mengenali sosok Umar Samiun. Dan ini syah Allah kalau semua rencana ini di ridhoi, apa yang kemudian menjadi cita-cita leluhur itu kami bakal wujudkan,” bebernya.

Abusari Wali adalah sosok yang baru saja muncul di percaturan politik Sultra. Lantas siapa dan bagaimana latar belakangnya?

Abusari Wali adalah pemegang Izin Usaha Tambang (IUP) di Daratan Kolaka. Saat ini, dirinya membackup PT Sumber Multi Rezki sebuah perusahan yang bermitra dengan PT Akar Mas. Perusahan-perusahaan tersebut merupakan mitra dari PT Aneka Tambang (Antam) Kolaka.

Abusari Wali kecil menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 1 Waha, Wanci, Wakatobi. Kemudian lanjut di SMPN 2 Waha dan lulus SMAN 1 Wanci. Setelah lulus ia kemudian melanjutkan strudinya di Faakultas Ekonomi Universitas Halus Oleo (UHO).

Ia merupakan anak pertama dari 8 bersaudara. Saat ini dirinya telah dikaruniai 3 orang anak yang semuanya laki-laki.

Abusari Wali lahir dari keluarga nelayan. Seiring perkembangan, orang tuanya beralih profesi menjadi petani cengkeh di Maluku. Penghasilan itu yang kemudian menjadi penompang biaya pendidikannya di UHO. Berbekal sejumlah prestasi yang dimiliki, dirinya kahirnya mendapat beasiswa supersemar.

Dalam lingkup ekstrakurikuler, ia tercatat pernah memegang sejumlah jabatan organisasi kampus. Diantaranya sekretaris senat. Di external kampus dirinya adalah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dari organisasi hijau hitam ini dirinya kemudian lebih berinteraksi dengan masyarakat hingga akhirnya membangun perusahaan sendiri.

“Awal usaha saya adalah Rombengan (RB). Dari riset saya, Kolaka itu potensial. Banyak karyawan perusahaan yang memiliki gaji layak dan para petani. Saat pertama masuk di pasar saya melihat daya beli warga setempat bagus. Sehingga ia memutuskan membuka usaha di Kolaka,” kenangnya.

Dirinya juga pernah menjadi pers dan LSM. Masuknya dia dalam lingkungan itu bertujuan untuk membuka relasi dengan para stakeholder untuk mengembangkan usaha.

“Dengan modal seadanya saya beranikan diri untuk buka tambang sendiri. Membackup PT sumber multi rejeki saya bermitra dengan PT akar mas menambang atas nama pribadi,” tambahnya.

Sebagai mantan aktivis dirinya merasa rugi bila tak terlibat langsung di politik. Langkah dia memutuskan untuk terjun dalam dunia ini lantaran secara mental dan finansial dirinya telah siap. Ditambah lagi komposisi PKN dari pusat hingga ke daerah diisi oleh orang berpengalaman dalam percarutan politik.

“Saya tahu Persis bagaimana peran Umar Samiun sehingga pembangunan dinasti PAN di Suktra ini. Ketika masih bersama Nur Alam, PAN sangat berjaya,” pungkasnya.

Sumber: Arusnusantara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here