TERAWANGNEWS.com, BUTON – Pilkada serentak akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Tidak terkecuali di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Perbincangan soal siapa yang akan maju sebagai Calon Bupati Buton pun sudah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat, mulai dari ‘koja-koja’ di warung kopi, di deker, bahkan di lingkup perkantoran Bupati pun juga tak sedikit para pegawai membahas hal itu.
Dari semua ‘koja-koja’ itu, banyak versi yang terungkap, mulai dari mereka yang apatis, sampe kepada mereka yang menaruh harapan dengan calon yang akan mereka dukung nantinya.
Ada juga, yang berpikir “ya terserahmi yang penting jelas,” entah apa maksud dari kata jelas itu. Tapi, jika bisa disimpulkan, bisa saja yang dimaksud jelas itu adalah jelas ‘ampaonya’ atau jelas apalah, entahlah hanya mereka yang tahu.
Perbincangan itu tentu juga tidak terlepas dari munculnya beberapa figur akhir-akhir ini, mulai dari kalangan yang berlatar belakang pengusaha, birokrasi, politisi, bahkan akademisi sudah mulai saling tebar pesona, ya mungkin dengan harapan mendapat simpati dari masyarakat.
Silsilah dan asal usul mereka pun terkadang sudah jadi strategi para figur untuk menarik pesona sang calon pemilih.
Tak sedikit, dari sejumlah figur yang mulai bermunculan adalah mereka-mereka yang notabene tak tinggal di daerah yang akan mereka maju sebagai calon. Tapi, itu sah-sah saja karena dijamin oleh konstitusi, siapapun berhak dipilih dan memilih.
Namun, sebagai masyarakat Buton, kita juga tentu punya hak untuk tak memilih mereka, punya hak untuk tak mengharapkan mereka, dan bahkan punya hak untuk menolak kehadiran mereka.
Menolak mereka bukan berarti tak menerima mereka, hanya saja sebagai masyarakat Buton, saya yakin kita sudah bisa merasakan dan menilai apa yang sudah dan bahkan belum melakukan apapun terhadap daerah ini.
Dan jika memang mereka-mereka itu sudah berbuat untuk daerah ini, apakah mereka itu benar-benar serius berbuat untuk masyarakat dan daerah, ataukah hanya mementingkan kelompok mereka atas nama rakyat? Parahnya lagi, jika mungkin ada diantara mereka-mereka itu yang sudah berbuat untuk daerah, tapi semua disetir orang lain. Apakah pemimpin seperti itu yang kita harapkan? Entahlah…
Namun, yang pasti yang bisa membawa perubahan untuk daerah kita ini adalah mereka yang bisa merasakan langsung kondisi yang ada, bukan mereka-mereka yang hanya melihat dan mendengar dari jauh.
Ingat! Kita punya tokoh dan figur yang benar-benar ada dan tinggal di Buton, yang benar-benar sudah matang dalam politik? Bahkan, ada diantara mereka itu yang sudah dan banyak berbuat untuk Buton, karena mereka ada, melihat dan merasakan langsung apa yang oleh masyarakat.
Tapi semua kembali kepada mereka, apakah mereka-mereka itu hanya akan jadi pecundang atau berani bertarung, itu hanya mereka yang tahu.
Namun, sekali lagi, siapapun yang akan memimpin Buton kedepan, yang pasti kita semua punya tanggungjawab untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar pro kepada rakyat, yang benar-benar serius membangun daerah, dan bukan mereka yang datang sekali dalam lima tahun, atau mereka yang datang hanya untuk ‘merampok’ lalu hengkang bersama kroni-kroninya, apalagi pemimpin setiran.
Penulis: La Ode Ali (Pemimpin Redaksi Terawangnews.com)