Sejahterakan Nelayannya, Bantuan Pemda Buton Tak Sia-sia

TerawangNews.com, BUTON – Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan kesejahteraan nelayannya tak sia-sia. Berbagai bantuan yang dikucurkan termanfaatkan dengan baik.

Selama beberapa tahun terakhir, hasil produksi perikanan tangkap Kabupaten Buton terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Buton, presentase peningkatan pendapatan nelayan tahun 2019 mencapaian kinerja 104,55 persen. Capaian ini diperoleh dari total nilai produksi untuk seluruh jenis komoditi dalam setahun sebesar Rp486,67 miliar.

Jika pendapatan ini dikurangi dengan biaya operasional sebesar 40 persen, maka rata-rata pendapatan nelayan tangkap Kabupaten Buton dalam sebulan mencapai Rp2,7 juta. Kondisi ini mengalami peningkatan sebesar 4,15 persen atau terealisasi 109,88 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp2,6 juta per bulan atau 105,73 persen.

Demikian halnya dengan persentase peningkatan pendapatan nelayan budidaya tahun 2019. Total nilai produksi untuk seluruh jenis komoditi dalam setahun mencapai Rp27,24 miliar.

Angka ini bila dibagi dengan jumlah rumah tangga budidaya sebanyak 407 yang terdiri dari pembudidaya air laut, pembudidaya air tawar, dan pemmbudidaya air payau, maka pendapatan pembudidaya dalam setahun mencapai Rp66,94 juta. Sedangkan pendapatan sebulannya Rp5,57 juta.

Kemudian jika dikurangi dengan biaya operasional dan lain-lain sebesar 50 persen, maka rata-rata pendapatan pembudidaya mencapai Rp2,78 juta per bulan. Kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 14,88 persen atau terealisasi sebesar 118,62 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp2,42 juta per bulan atau 103,74 persen.

Upaya Bupati Buton, La Bakry, dalam meningkatkan pendapatan nelayan ini tentu berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Buton, Rahman, perekonomian masyarakat nelayan Kabupaten Buton dalam tiga tahun terakhir relatif mengalami peningkatan. Rumah-rumah mereka yang dulunya berdinding papan hingga jelajah, kini sudah berganti dengan beton. Kendati belum semua, namun diyakini secara perlahan akan menuju sejahtera.

Selain itu, kata dia, banyak pula dari nelayan yang awalnya dibantu dengan satu armada kapal, sekarang mampu dikembangkan menjadi dua hingga tiga kapal. Tapi tidak sedikit juga yang masih bertahan dengan hanya pemberian pemerintah.

Rahman menjelaskan, masih adanya nelayan yang bertahan dengan kehidupan lamanya disebabkan oleh perilaku nelayan itu sendiri. Utamanya keluarga nelayan dari suku Bajo. Mereka umumnya belum mampu mengatur keuangan sehingga pendapatan sehari habis dibelanjakan di hari itu juga. Prinsipnya kalau habis, mencari lagi. Memang sejak dulu mereka terbiasa menggantungkan hidup kepada alam.

“Keluarga kita di Bajo ini mungkin harus butuh sosialisasi ekstra untuk bagaimana caranya mengatur keuangan dengan baik. Pendapatan mereka itu sebenarnya tinggi. Kalau separuh ditabung, bisa kaya sebenarnya. Tapi kebanyakan mereka tidak begitu. Akhirnya kalau sudah musim Timur ombak kuat kasian mereka berbondong-bondong gadaikan barang di penggadaian,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rahman mengatakan, bantuan Pemkab Buton kepada nelayan cukup terbagi rata di tujuh kecamatan. Jenisnya disesuaikan dengan potensi hasil laut setiap kecamatan.

Pada tahun 2017, ada 25 armada ketinting dan 26 paket sarana budidaya rumput laut yang berhasil dikucurkan. Penerimanya yakni, Koperasi Nelayan Tuna Mandiri sebanyak 5 unit mewadahi nelayan Pasarwajo, Koperasi Serba Usaha (KSU) Wasalabose sebanyak 5 unit mewadahi nelayan Siotapina, Koperasi Nelayan Togo Bahari sebanyak 5 unit mewadahi nelayan Lasalimu Selatan, KSU Wabula Jaya sebanyak 5 unit mewadahi nelayan Wabula, dan KSU Amanah Sejahtera sebanyak 5 unit mewadahi nelayan Pasarwajo.

Sementara 26 paket budidaya rumput laut diterima KSU Tamura Bahari mewadahi petani rumput laut di Kecamatan Kapontori.

Lanjut tahun 2018, bantuan Pemkab Buton untuk nelayan terdiri dari 50 armada kentiting, 5 armada tuna hand line, 50 paket jaring (gillnet), dan 5 paket sarana budidaya rumput laut. Penerimanya Koperasi Nelayan Togo Bahari sebanyak 17 armada ketinting tambah 1 armada tuna mewadahi nelayan Lasalimu Selatan, KSU Nelayan Tunas Abada sebanyak 33 armada katinting tambah 4 armada tuna mewadahi nelayan Pasarwajo, dan Koperasi Produsen Nambo Bahari Pratama sebanyak 50 paket jaring tambah 5 paket sarana budidaya rumput laut mewadahi nelayan Lasalimu.

Kemudian tahun 2019, turun lagi bantuan untuk nelayan terdiri dari 44 armada ketinting, 5 armada tuna, 195 paket alat pancing, 7 paket budidaya lele, dan 9 paket budidaya nila. Penerimanya yakni Koperasi Nelayan Tuna Mandiri sebanyak 5 armada tuna, 7 armada ketinting, tambah 20 paket alat pancing mewadahi nelayan Pasarwajo. Koperasi Nelayan Togo Bahari sebanyak 20 armada ketinting, 25 paket alat pancing, 3 paket budidaya lele, dan 5 paket budidaya ikan nila mewadahi nelayan Lasalimu Selatan.

Koperasi Produsen Nambo Bahari Pratama menerima sebanyak 16 armada ketinting, 154 paket budidaya ikan nila, dan 4 paket budidaya lele mewadahi nelayan Lasalimu. Terakhir Koperasi Nelayan Mina Samudra menerima 1 armada ketinting mewadahi nelayan Pasarwajo.

Untuk tahun 2020, kata Rahman, pihaknya menyiapkan lagi 14 armada tuna, 21 armada ketinting, 20 rompong, 85 paket jaring, dan 16 ribu ekor bibit ikan bubara. Penerimanya belum ditentukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *