TERAWANGNEWS.com, Buton – Presiden Joko Widodo saat kunjungannya di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) menginstruksikan penghentian impor Aspal dua tahun mendatang dan menggunakan Aspal Buton sebagai bahan baku pengaspalan di Indonesia. Namun kenyataanya bisa saja lebih cepat dari dua tahun.
Hal itu setelah Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si bertemu “Dukun Aspal” yang menyebut potensi Aspal Buton memang kelas dunia.
Dukun yang dimaksud Kepala BPKAD Provinsi Sultra itu, tentu saja bukan praktisi klenik. Namun seorang ahli Aspal yang telah lama meneliti dan membuat tehnologi pemurnian Aspal Buton. Saking presisinya perkiraan sang ahli yang enggan namanya dipublikaskan itu terkait Aspal, ia kemudian dijuluki Dukun Aspal.
Dari hasil diskusinya Dukun Aspal itu menyebut aspal Buton memiliki kandungan yang sangat luar biasa. Dukun Aspal meyakini tidak sampai dua tahun Indonesia akan setop impor Aspal. Bahkan akan mengekspor ekstraksi Aspal ke luar negeri, jika memaksimalkan potensi Aspal Buton.
“Saya yakin tidak sampai dua tahun Aspal Buton akan mendunia dan setop impor,” ucap Pj. Bupati Buton mengutip pernyataan sang Dukun Aspal, Minggu (2/10/2022).
Basiran menyebut, Dukun Aspal tersebut telah menciptakan teknologi pengolahan aspal Buton sejak 10 tahun lalu. Ia sempat bereksperimen dengan Aspal dari Trinidad USA, Venezuela dan Iran. Tapi berbeda dengan Aspal Buton karena memiliki keunikan tersendiri berupa struktur kandungan yang bagus, esktraksi aspal Buton selalu berhasil dia buat dengan tehnologi yang dibuat sendiri.
Pada pertemuan beberapa waktu lalu di Jakarta itu, mantan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Utara ini mengatakan teknologi yang dibuat oleh “Sang Dukun Aspal Buton”, mampu menciptakan kandungan 100 persen.
“Saya ditemui lansung untuk membicarakan bagaimana pengelolaan potensi Aspal Buton kedepannya sehingga bisa menembus pasar dunia,” kata Basiran melalui press release yang diterima media ini.
Ahli yang menciptakan teknologi pengelolaan Aspal Buton tersebut lanjut Basiran menyebut pengelolaan Aspal Buton menggunakan 100 persen tehnologi produk dalam negeri, sehingga Aspal Buton akan mengemat devisa negara, jika kebutuhan Aspal dalam negeri semua berasal dari Industri pengelohan Aspal Buton. Bahkan, pengelolaan aspal Buton dari teknologi yang diciptakan oleh ‘Dukun Aspal’ itu tidak akan ada limbah buangan. Dari sisa ekstraksi Aspal Buton, bisa dibuat untuk bahan industri lainnya seperti atap bangunan, bahkan dapat dijadikan sebagai bahan baku bubuk mesiu atau bahan pendorong pada senjata api, tetapi untuk saat ini belum terpikirkan untuk hal tersebut.
“Jadi prisipnya tidak sampai dua tahun Aspal Buton akan menghentikan import. Dan biaya atau harga ekstraksi Aspal Buton lebih murah dari aspal import. Kalau Pak Jokowi mengatakan dua tahun ke depan Buton menjadi pusat industri aspal bukan lagi hanya sebagai lokasi tambang, itu memang harus,” ungkap Basiran, mengutip pernyataan Dukun Aspal.
Dan bahkan tambah Basiran, sudah ada hasil Produksi Ekstraksi Aspal Buton yang siap untuk digunakan sebagai bahan uji coba pada pengaspalan salah satu ruas jalan di Kabupaten Buton. Karena sesuai janji Sang Ahli tersebut akan menyumbangkan 1 ton Aspal hasil Teknologi ekstaraksi Aspal 100 persen yang dia ciptakan kepada Pemda Buton dalam waktu dekat agar bisa diperlihatkan kepada Publik bahwa Industri hasil Pengolahan Aspal Buton sesuai harapan Presiden Jokowi dapat terwujud dalam waktu tidak cukup dua tahun.
“Dan Aspal Buton hasil ekstraksi tersebut dikemas dalam dalam kantung/karung seperti semen dengan isi setiap kantung/zak seberat 50kg, tentu berbeda dengan Aspal Impor yang disimpan dalam drum,” tutup Basiran (*).

