TERAWANGNEWS.com, Buton – Pemkab Buton melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buton menggelar pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner bertempat di Dive Center Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kegiatan pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Bupati Buton, Basiran, Sabtu (17/9/2022). Selain itu, hadir pula Sekretaris Daerah Buton, Asnawi Jamaluddin, Ketua DPRD Buton, Hariasi Salad, Kepala Dinas Pariwisata, Rusdi Nudi, dan Camat Pasarwajo, Amiruddin.
Pelatihan itu dilaksanakan selama 4 hari mulai dari 17 – 20 September 2022. Peserta melibatkan pemilik warung di Wilayah Ibukota Pasarwajo. Adapun pemateri berasal dari praktisi dan akademisi sekaligus pengajar Sekolah Pariwisata di Bandung, Jawa Barat serta sala seorang Chef dari Airlines.
Pada kesempatan itu Pj Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si mengawali sambutannya mengapresiasi kegiatan pelatihan ini dan mengaku bersyukur dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan Dana Alokasi Khusus untuk kegiatan pelatihan tersebut.
Pelatihan ini menurutnya sangatlah penting karena salah satu persoalan di Kabupaten Buton khususnya di ibukota di Pasarwajo saat ini adalah ketika orang berkunjung selalu kebingungan tempat makan, enak atau tidak, bagaimana menunya, termasuk bagaimana menyajikan higienitas.
Kendati begitu, Pj Bupati yakin dan percaya kedepannya persoalan tersebut bisa diperbaiki melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Buton. Ia berharap pelatihan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebab, pelatihan ini melibatkan pemateri yang hebat dari Chef level internasional.
Lebih lanjut, pada kesempatan ini Pj Bupati juga berbagi tips dalam memasak kepada peserta pelatihan. Dia mengatakan dalam memasak apapun itu intinya adalah ketulusan hati karena hal inilah yang bisa mempengaruhi nikmat dan rasa makanan itu sendiri.
“Jadi memasak itu intinya keikhlasan hati. Kalau kita seorang Islam bacakan bismillah dan shalawat, insya Allah makanan yang kita makan itu orang akan merasakan enak. Kalau perlu supaya itu suami itu dia nikmat makan masakan kita sambil memasak baca shalawat, karena suami itu bisa betah di rumah yang pertama adalah makanan yang disajikan, yang kedua adalah penampilan dari cara berpakaian,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pada Poprov mendatang sekitar puluhan ribu masyarakat Sultra dari 17 kabupaten/kota akan tumpah ruah di Buton. Ini merupakan peluang bagi kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti pemilik rumah makan untuk menyajikan makanan yang enak sehingga membuat tamu berkesan untuk datang lagi ke Buton.
Diakhir sambutannya, Pj Bupati menyinggung soal pakta integritas yakni semua pegawai Pemkab Buton yang masih tinggal di Kota Baubau agar tinggal di Ibukota Pasarwajo. Kata dia, program ini juga adalah salah satu upayanya untuk meningkatkan perekonomian di bumi penghasil aspal, baik itu pelaku usaha kuliner maupun pelaku usaha lainnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, Rusdi Nudi mengatakan, pelatihan peningkatan inovasi dan higienitas sajian kuliner ini didukung oleh Kementerian Pariwisata RI melalui DAK Non Fisik. Melibatkan semua pemilik warung di wilayah Ibukota Pasarwajo mulai dari Kelurahan Wakoko sampai dengan Desa Dongkala-Kondowa.
Lanjut dia, pelatihan ini bukan hanya memiliki tujuan jangka panjang, melainkan juga jangka pendek yakni menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) Sultra 2022 yang digelar di Buton dan Baubau. Sehingga pada Poprov nantinya di Buton, para pemilik warung ini sudah bisa menyajikan makanan yang sesuai dengan harapan pengunjung.
“Karena apa yang kita miliki hari ini, kita memiliki hasanah kuliner yang cukup luar biasa tapi kita baru standar untuk pesta adat baru standar untuk haroa (bahasa Buton). Belum kita kemas bagaimana itu layak, sajiannya bagus, higienisnya standar,” katanya.
Lebih lanjut, Rusdi Nudi menerangkan bahwa Kabupaten Buton adalah penyangga utama Wakatobi sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Prioritas. Hal ini diakui langsung oleh Kementerian Pariwisata bahwa akses terdekat Wakatobi adalah Buton melalui Pelabuhan Banabungi.
Menurutnya, potensi itu harus dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan pola pengembangan pariwisata di Kabupaten Buton. Seperti untuk kawasan Wabula – Wasuemba, pengembangan pariwisatanya berbasis budaya dan tenunan sedangkan di wilayah Pasarwajo adalah pengembangan pariwisatanya adalah wisata teluk berbasis kuliner.
“Makanya pada dua pelatihan sebelumnya untuk yang penjual jajanan yang di Kalibiru dan di Leter Buton itu kita sudah memberi pelatihan kepada mereka. yang belum kami sentuh adalah warung-warung makan yang hari ini kami undang mereka dengan beberapa penjual outlet-outlet yang ada di deretan kawasan Pasarwajo ini,” ujarnya.
“Dipastikan kita pun kalau ke tempat lain pasti yang kita tanyakan pertama kita makan di mana dan kita pulang kita bawa apa oleh-olehnya. Tugas kita-kita inilah nanti yang mewujudkan itu dan kita akan mulai dengan pelatihan-pelatihan seperti ini kita akan tidak lanjuti nanti dalam pembinaannya,” lanjutnya.
Rusdi Nudi menambahkan, saat ini Dispar Buton membuka pendaftaran secara online untuk para pelaku usaha yang memiliki karya ekonomi kreatif baik berupa anyaman, kerajinan, oleh-oleh, pernak pernik yang terkait dengan khas Buton untuk dipamerkan pada pameran Poprov Sultra 2022 di Buton.
“Kita buka pendaftarannya sampai tanggal 30 September. Silakan kirim saja produknya dan fotokopi ktp-nya kita akan kumpul di awal bulan dan itu akan jadi database dan kita akan disiapkan tenda UKM pada pameran Poprov Sultra 2022, itu dalam jangka pendek. Dalam jangka menengahnya itu kita akan jadikan program lintas OPD,” pungkasnya (*).