TerawangNews.com, JAKARTA – Kabar sekelompok teroris muda yang dilatih meneror orang super penting alias Very Very Important Person (VVIP), tak bisa dipandang remeh. Apalagi kabar itu diungkapkan Menko Polhukam, Mahfud MD.
Pengamat hukum Universitas Al Azhar, Suparji Ahmad menyarankan, agar Presiden Joko Widodo meningkatkan koordinasi dengan para pembantunya yakni lembaga pertahanan, keamanan, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
“Sehingga semua bisa dipertanggungjawabkan sesuai tupoksi dan kajiannya,” kata Suparji kepada RRI.co.id, Sabtu (19/12/2020).
Lebih jauh, Suparji mengatakan, perlu adanya pengamanan yang profesional untuk antisipasi hal tersebut. Jangan sampai, terang dia, kasus Wiranto yang nyaris tertikam saat menjadi Menko Polhukam terulang kembali.
“Harus sesuai dengan kebutuhan secara keseluruhan,” imbuhnya.
Diketahui, Densus 88 tengah menyelidiki informasi terkait perekrutan terhadap kelompok anak muda yang akan dijadikan pelaku terorisme.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menuturkan, perkembangan teknologi saat ini memudahkan perekrutan yang dilakukan oleh kelompok terorisme. Meski begitu, edukasi harus tetap dilakukan lewat media sosial.
“Berbagai macam model yang ini diselidiki Densus 88 berkaitan informasi ada beberapa pemuda yang direkrut. Kita masih dalami,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020) kemarin.
Sumber: rri.co.id
(al)