TERAWANGNEWS.com, Buton – Aktifitas PT. Cahaya Alam Lestari Indah di Desa Waanguangu, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat resah warga sekitar. Pasalnya, asap bercampur debu telah mencemari lingkungan mereka.
“Kalau mereka sudah produksi, satu hari itu kita tutup pintu, karena debunya masuk sampai di dalam rumah,” kata salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya belum lama ini.
Selain debu yang menempel di rumah dan tanaman warga, air yang digunakan untuk minum dan mandi pun tercemari asap dan debu perusahaan yang mengolah batu dan aspal mentah tersebut.
“Lihat kita punya air itu, banyak debunya,” ujarnya sambil menunjuk ke arah air.
“Akhirnya kalau mereka kerja, kita tutup pintu mi, baru kita naik di kebun makan,” sambung warga.
Warga lainnya juga menuturkan bahwa, dirinya pernah menegur para pekerja di perusahaan tersebut, karena masih beraktifitas di malam hari yang membuat mereka tidak nyaman dan merasa khawatir makanan mereka bercampur debu yang bisa mengganggu kesehatan mereka.
“Saya sudah pernah naik tegur mereka itu, biar malam mereka masih kerja, kita mau makan kecuali tunggu mereka selesai kerja,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur PT. Cahaya Alam Lestari Indah, Rahman mengakui bahwa asap bercampur debu yang keluar dari corong produksi perusahaan karena penyiramannya tidak maksimal.
“Iya, itu kan minimnya penyiraman. Makanya saya sampaikan kepada anggota, kalau begitu harus penyiraman maksimal, kalau tidak dipikirkan dulu, dihentikan dulu atau bagaimana,” katanya beberapa hari lalu.
Menurutnya, asap yang keluar bercampur debu tersebut karena alat (Sinklon-red) yang biasa digunakan saat produksi tidak dapat berfungsi dengan maksimal, sehingga harus dilakukan penyiraman.
“Iya Siklon, Siklonnya kan ada di belakang, tapi kan Siklon juga itu harus dibantu dengan air, karena istilahnya kapan produksi kan asap yang keluar, asap itu dia baku ikut dengan debu, gunanya air ini untuk mengikat debu,” jelasnya.
Saat produksi lanjut Rahman, asap keluar bersama debu, sementara air berfungsi sebagai pengikat debu, sehingga dibuatkan saluran, namun tidak maksimal.
“Jadi debunya itu yang turun jadi kotoran baku ikut dengan air, makanya dibuatkan saluran, hanya itu tidak terlalu maksimal kemarin,” ujarnya.
“Makanya kita lagi pembenahan ini, belum ada produksi apa-apa ini, kita lagi penggalian bak satu lagi,” pungkasnya.
Penulis: La Ode Ali