Tiga Strategi Pemkab Buton Dalam Mencegah Stunting

TERAWANGNEWS.COM, Buton – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton, Sulawesi Tenggara melakukan tiga strategi dalam mencegah stunting, yaitu melalui jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Bupati Buton, La Bakry mengatakan bahwa, untuk jangka pendek, antara lain yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan, sosialisasi ke masyarakat, serta pemberian vitamin terhadap anak-anak balita, sehingga tumbuh kembang anak sesuai dengan perkembangan usia, berat badan, dan tinggi badannya.

“Untuk stunting kita melakukan tiga strategi, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Jangak pendek, itu kita melakukan penyuluhan, sosialisasi, pemberian vitamin, cara makan yang sehat, bagaimana menyajikan gizi yang cukup bagi anak-anak balita sehingga tumbuh kembangnya itu sesuai dengan perkembangan usia dan berat badan serta tinggi badannya,” kata La Bakry, Selasa (16/2/2021).

Sementara untuk jangka menengah yaitu, seperti pemberian stimulan bantuan ekonomi kepada masyarakat yang tergolong stunting, seperti yang baru-baru ini dilakukan yaitu pemberian bantuan katinting, bodi tuna, dan rumpon.

“Yang jangka menengah, pemberian stimulan bantuan ekonomi kepada masyarakat yang tergolong stunting, termasuk didalamnya kemarin pemberian bantuan katinting, bodi tuna dan rumpon,” ujarnya.

Kemudian jangka panjangnya lanjut orang nomor satu di Kabupaten Buton ini, adalah seperti pemberian bantuan bibit kelapa dan pala. Sebab, menurut La Bakry, berbicara stunting, tidak hanya soal jangka pendeknya saja. Namun, jangka panjangnya juga, dengan harapan mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga yang tergolong stunting.

“Lalu jangka panjangnya itu, kita berikan bantuan bibit kelapa maupun pala, kenapa? karena tidak bisa hanya kita bicara jangka pendek, tetapi harus jangka panjangnya juga karena kita berharap strategi ini bisa menyelesaikan secara langsung kepada masyarakat yang tergolong keluarga stunting,” jelasnya.

Menurut Ketua DPD II Golkar Buton ini, berbicara stunting sebenarnya berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman tentang makanan dan gizi yang seimbang. Serta berkaitan dengan pengahasilan ekonomi masyarakat itu sendiri.

“Penghasilan ini yang kita sentuh baik jangka pendek maupun jangka panjangnya karena kita berharap, di sektor pertanian misalnya kepala keluarga stunting yang bekerja di sektor pertanian dengan kita bantu bibit untuk dia menanam, maka 5 tahun, 6 tahun bahkan 10 tahun yang akan datang dia tidak terjebak lagi di stunting tetapi dia sudah punya penghasilan tetap yang bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizinya terutama gizi anak-anaknya,” sebut La Bakry.

“Di sektor perikanan juga begitu, di usaha kecil juga begitu. Kemarin, kita juga bantu melalui Dinas Perdagangan, lapak-lapak pedagang. Rombeng motor yang berdagang motor untuk memudahkan dia melakukan aktifitas dagangnya,” sambungnya.

Ditanya sudah sejauhmana, keberhasilan Pemkab dalam menangani stunting? La Bakry mengatakan bahwa, stunting merupakan persoalan jangka panjang, tidak seperti membuat sebuah bangunan, yang satu dua tahun sudah kelihatan hasilnya.

“Stunting ini jangka panjang dan berproses, tidak seperti kita membuat sebuah bangunan yang satu dua tahun sudah bisa kelihatan, tetapi yang paling penting adalah bagaimana upaya kita dalam rangka mencegah stunting itu sendiri,” pungkasnya.

(al) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *